Fase-fase
sangat sulit adalah saat aku selangkah demi selangkah melakukan perubahan. Di
mana aku harus meninggalkan keburukan-keburukan dan menggantinya dengan banyak
kebaikan. Saat semua orang di sekitarku merasakan perubahan. Saat mereka semua bertanya-tanya,
“Apakah yang telah terjadi?”
Ada
saat di mana aku begitu sulit untuk menjawab berbagai pertanyaan. Sulit untuk
menyuarakan apa yang kini tengah kugenggam. Sebab tidak semua yang bertanya
menyatakan bahwa mereka perduli, barangkali mereka hanya merasa…. penasaran,
lantas menjauh. Ya, itu memang cukup mungkin.
Perjalanan
baru ini pastinya cukup melelahkan. Karena memang aku harus mengarungi jalan yang
sebelumnya belum pernah aku lewati. Entah akan ada apa di ujung jalan itu, yang
jelas pasti sebuah kebahagiaan. Aku sekarang telah berdiri di garis “Start”,
jalan ini begitu lurus, sangat lurus. Kusaksikan bukan hanya aku saja yang
ingin melewati jalan ini. Di depanku sangat jelas terlihat orang-orang pilihan
yang juga ingin berpetualang melalui jalan ini.
Indah
sekali.
Andai
saja istiqomah itu mudah, maka tidak akan pernah ada kisah yang memberi hikmah,
tidak akan ada tempat untuk mengambil pelajaran berharga. Dan nasihat-nasihat
kehidupan tidak akan pernah lagi kita dengar.
“Apakah
manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa diuji)?”
(Q.S.
Al-Qiyamah: 36)
Tidak,
tidak akan mungkin seseorang yang ingin naik kelas melaju begitu saja tanpa
melewati ujian demi ujian. Semua itu termasuk ke dalam tatanan dinamika
kehidupan, sunnatullah. Ada kalanya semua ini begitu mudah, namun kerikil
tetaplah ada. Kerikil-kerikil itu diciptakan dengan bentuk yang sangat kecil.
Dalam penciptaan kerikil yang sangat kecil di situ terdapat kaidah perumpamaan
bahwa manusia selalu saja menyepelekan hal kecil. Akan tetapi kebanyakan dari
mereka kurang mengetahui, bahwa kerikil kecillah yang lebih mampu menjatuhkan
kita dibanding batu besar yang terlihat di depan mata.
Aku
akan terus berjalan melewati jalan ini, sampai nanti kan kutemui ujung dari
semua, kebahagiaan sesungguhnya. Sambil terus berhati-hati dengan kerikil yang
menghampar di jalan dan meminta pertolongan serta perlindungan kepada Allah
subhanahu wa ta'ala.
Berdirilah
di garis “Start”,
Semoga
Allah pertemukan kita di persimpangan jalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar