Umurku saat ini
memang masih delapan belas tahun. Menurut pendapat kebanyakan orang, jalan
hidupku tentulah masih teramat panjang. Di usia seperti ini banyak gadis-gadis
yang sibuk mengejar karir mereka, mencapai cita-cita mereka, memoles diri
dengan fashion modern dan cenderung bersenang-senang dalam segala hal.
Aku tahu, aku
tak seperti mereka kebanyakan. Mungkin aku terlihat asing, barangkali.
Pagi ini aku
mengunjungi kediaman kakak perempuanku, bertepatan dengan libur hari Natal
2012. Aku santai saja berkunjung sekedar bermain dan membicarakan banyak hal,
bertukar pikiran.
Tak lama,
datanglah salah seorang tetangga perempuan, atau bisa dibilang kerabat. Dia melihat
penampilanku yang menurutnya mungkin, cukup aneh. Dengan jilbab menutupi dada,
baju yang sepanjang lutut dan rok sampai mata kaki. Lalu ia mencoba bergurau
dengan menarik sedikit ujung jilbabku. Lalu berkata,
“Biasa ajalah
dalam berpakaian, kamu kan masih muda. Yang biasa-biasa aja, jangan
gerembang-gerembong….”
Tutur katanya
memang terdengar sangat biasa, namun jelas sekali ada guratan maksud dalam nada
bicaranya. Ada garis kebencian yang terdengar sangat tipis. Aku diam saja, tak
ingin menimpali. Meski rasanya aku ingin sekali menyanggah dan memberikan
sedikit pendapat.
Entah memang
imanku sangat lemah, sehingga aku diam saja atau bisa juga karena aku malas
berdebat dengannya. Aku lebih memilih, agar Allah nanti berkenan membuatkanku rumah di pinggir-pinggir surga daripada
harus mengadu emosi, tentu saja.
Kerabatku itu
memang mempunyai anak yang seumuran denganku, dan sangat berbeda segala halnya
dengan apa yang ada di diriku. Aku menganggapnya wajar saja jika ia berkata
demikian.
Ketika ia
beranjak pergi, aku hanya termenung dan mendoakannya. Mungkin ia belum tahu
akan ilmu ini, atau sedikitnya belum paham. Aku maklum saja, meski jujur hati
ini sedikit menyuarakan kegetiran.
Tapi, jika ia
memang belum paham atau tidak mengerti. Mengapa ia harus bertanya dengan cara
seperti itu? Setidaknya bertanya,
“Kok kamu
pakaiannya seperti ini? Apa yang membuatmu nyaman berpakaian seperti ini?”
Tentu aku akan
lebih senang untuk menjelaskan. Kadang seseorang terlalu gengsi untuk bertanya
sesuatu hal kepada oranglain. Apalagi, jika yang ditanya adalah seseorang yang
lebih muda atau seseorang yang mungkin ingin disainginya. sehingga terlontarlah
kata-kata yang tak enak didengar, berharap yang ditanya akan menjawab
pertanyaan tersebut. Akan tetapi tentu saja esensinya akan berbeda.
Dan aku saat itu
hanya memilih, diam.
Semoga Allah memberikan
hidayah kepadanya. Atau sekedar teguran kecil atas perkataannya. Dan semoga aku
dapat cerdas menangkap hikmah atas kejadian ini.
Wallahu waliyut
taufiq
Tidak ada komentar:
Posting Komentar